Detektor asap fotolistrik (optik) ditemukan oleh Donald Steele dan Robert Emmark dari Electro Signal Lab dan dipatenkan pada tahun 1972.
Detektor asap ionisasi menggunakan radioisotop, biasanya americium-241, untuk mengionisasi udara; perbedaan karena asap terdeteksi dan alarm dihasilkan. Detektor ionisasi lebih sensitif terhadap tahap nyala api daripada detektor optik, sedangkan detektor optik lebih sensitif terhadap kebakaran pada tahap awal yang membara.
Detektor asap memiliki dua ruang ionisasi, satu terbuka ke udara, dan ruang referensi yang tidak memungkinkan masuknya partikel. Sumber radioaktif memancarkan partikel alfa ke kedua kamar, yang mengionisasi beberapa molekul udara. Ada perbedaan potensial (voltase) antara pasangan elektroda di dalam bilik; muatan listrik pada ion memungkinkan arus listrik mengalir.
Detektor asap ionisasi pertama kali dijual di Amerika
Serikat pada tahun 1951; mereka hanya digunakan dalam fasilitas komersial dan
industri utama dalam beberapa tahun mendatang karena ukuran dan biayanya yang
besar. Pada tahun 1955 dikembangkan
"detektor kebakaran" sederhana untuk rumah, mendeteksi suhu tinggi. Komisi Energi Atom Amerika Serikat (USAEC)
memberikan lisensi pertama untuk mendistribusikan detektor asap menggunakan
bahan radioaktif pada tahun 1963.
Detektor asap berbiaya rendah pertama untuk penggunaan rumah tangga
dikembangkan oleh Duane D. Pearsall pada tahun 1965, sebuah unit bertenaga
baterai yang dapat diganti yang dapat dipasang dengan mudah. "SmokeGard
700" adalah unit baja tahan api
yang kuat berbentuk sarang lebah.
Perusahaan mulai memproduksi secara massal unit-unit ini pada tahun
1975. Penelitian pada 1960-an menetapkan
bahwa detektor asap merespons kebakaran jauh lebih cepat daripada detektor
panas.
Detektor asap stasiun tunggal pertama kali ditemukan pada
tahun 1970 dan diumumkan tahun depan.
Itu adalah detektor ionisasi yang ditenagai oleh baterai 9 volt
tunggal. Harganya sekitar US $ 125 dan
dijual dengan harga beberapa ratus ribu per tahun. Beberapa perkembangan teknologi terjadi
antara tahun 1971 dan 1976, termasuk penggantian tabung katoda dingin dengan
elektronik solid-state, yang sangat mengurangi biaya dan ukuran detektor, dan
memungkinkan untuk memantau masa pakai baterai.
Klakson alarm sebelumnya, yang membutuhkan baterai khusus, diganti dengan
klakson yang lebih hemat energi, memungkinkan penggunaan baterai yang tersedia
secara umum. Detektor ini juga dapat
berfungsi dengan sejumlah kecil bahan sumber radioaktif, dan ruang penginderaan
serta selubung detektor asap dirancang ulang untuk operasi yang lebih
efektif. Baterai isi ulang sering
diganti oleh sepasang baterai AA bersama dengan shell plastik membungkus
detektor. Alarm asap bertenaga baterai lithium 10 tahun diperkenalkan pada
tahun 1995.
0 komentar:
Posting Komentar